Minggu, 05 September 2010

Selalu Sigap Setiap Saat

Surabaya, Basarnas. Tim rescue Kantor SAR (Kansar) Surabaya selalu siap dan sigap setiap saat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya musibah. Seperti halnya saat menghadapi kondisi gawat darurat penerbangan seperti tersebut di atas.



Kesiapan dan kesigapan dalam melaksanakan tugas merupakan hasil dari latihan yang digelar secara rutin. Hal ini diwujudkan Kantor SAR Surabaya, salah satunya dengan selalu mengikuti simulasi Penanggulangan Gawat Darurat Penerbangan Dirgantara Raharja ke-59 pada hari Kamis tanggal 5 Agustus 2010 yang bertempat di Bandar Udara Juanda Surabaya.

Simulasi tersebut selalu diadakan oleh PT (Persero) Angkasa Pura I setiap tahunnya di setiap bandara utamanya. Tujuannya adalah agar selalu tanggap dalam menghadapi resiko yang mungkin saja mengancam dunia penerbangan, seperti kecelakaan pesawat dan ancaman teroris.

Dalam simulasi tersebut, Kantor SAR Surabaya mengerahkan 20 orang rescuer, satu rescue truck, satu truk personil, dan alat-alat evakuasi. Selain melibatkan para petugas dari internal PT (Persero) Angkasa Pura I dan Kantor SAR Surabaya, simulasi Penanggulangan Gawat Darurat Penerbangan ini juga pihak-pihak lain yang berkompeten, seperti dari Lanudal Juanda, Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, PMK, RSUD dr. Soetomo dan RSAL dr. Ramelan Surabaya, serta beberapa instansi kesehatan di sekitar Bandara.

Simulasi ini disaksikan beberapa pejabat penting, diantaranya GM PT (Persero) Angkasa Pura I, Komandan Lanudal Juanda, Kepala Kantor SAR Surabaya, Direktur Keamanan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, dan pejabat dari Pemprov Jatim. Beberapa wartawan dari media massa cetak dan elektronik juga tampak meliput simulasi tersebut.



Jalannya Simulasi

Beberapa saat setelah take-off dari Bandara Juanda sekitar pukul 10.00 WIB, pesawat Delta Air yang bertolak menuju Singapura memperoleh ancaman bom. Setelah menerimanya, kru pesawat Delta Air langsung menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Juanda. Pihak ATC kemudian meneruskannya ke station manager.

Dalam waktu yang relatif singkat, para petugas gawat darurat dari Bandara Juanda, Kantor SAR Surabaya, Kopaska TNI AL, dan para petugas lainnya sudah siaga dan siap menanggulangi segala resiko. Begitu pesawat melakukan pendaratan darurat di runway, iring-iringan mobil PMK, rescue truck Kansar Surabaya, dan beberapa ambulans dengan cepat mengikuti dari sisi belakang pesawat.

Pesawat mengalami pecah ban saat mendarat darurat, sehingga memicu munculnya percikan api yang kemudian membakar beberapa bagian pesawat. Sebanyak 111 orang penumpang yang ada di dalam pesawat mengalami kepanikan yang luar biasa. Enam kru pesawat dengan sigap memandu para penumpang untuk segera keluar menyelamatkan diri.

Para petugas pemadam kebakaran (PMK) Bandara berusaha dengan cepat memadamkan api. Sementara itu, para petugas dari Kantor SAR Surabaya serta ATKP Juanda dengan sigap dan cepat mengevakuasi seluruh penumpang luka-luka dan selamat dari pesawat menuju titik pengumpulan korban kemudian dipindahkan lagi menuju tenda tenda medis untuk mendapatkan perawatan.

Ada tiga jenis tenda medis di dekat lokasi kejadian yang disesuaikan dengan jenis luka korban. Pertama, tenda warna hijau untuk korban luka ringan. Kedua, tenda warna kuning untuk korban luka sedang. Dan ketiga, tenda warna merah untuk korban luka berat.

Setelah diperiksa oleh tim medis, para korban yang memerlukan penanganan lanjut, langsung dibawa ke klinik-klinik kesehatan yang ada di sekitar bandara dengan ambulans. Sedangkan korban yang mengalami luka parah dibawa menuju RSUD dr. Soetomo dan RSAL dr. Ramelan Surabaya dengan Helly Bolco 105 milik TNI AL untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih baik.

Setelah pasukan Kopaska TNI AL berhasil mensterilkan pesawat dan menjinakkan bom, para petugas dari Kantor SAR Surabaya dan ATKP Juanda mengevakuasi empat korban meninggal yang masih ada di dalam pesawat. Para petugas juga mengamankan barang-barang milik para penumpang. Para petugas kemudian memasang garis di sekitar pesawat untuk mencegah masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan.

Menurut hasil pendataan petugas, ada 12 orang penumpang mengalami luka berat, 16 orang penumpang termasuk kru pesawat mengalami luka sedang, 27 orang penumpang mengalami luka ringan, 4 orang penumpang meninggal dunia, dan 52 orang penumpang sisanya tidak mengalami luka. Semua penumpang dan kru pesawat berjumlah 111 orang, terdiri dari 93 penumpang dewasa, 10 anak-anak, dua bayi, dan 6 kru.

Simulasi Penanggulangan Gawat Darurat Penerbangan berjalan dengan baik dan lancar. Para petugas menjalankan tugas masing-masing dengan sigap dan cepat. Namun menurut Yadi Haryadi Abidin, Direktur Keamanan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi, misalnya gerakan tim medis yang masih terpaku pada skenario.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang di http://badansarnasional.blogspot.com/
 

Copyright © 2009 by Badan SAR Nasional

Template by Blogger Templates | Powered by Blogger